FORUM
KOMUNIKASI BEST PRACTICE DAN ILMIAH GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012
(
Hotel Villa Tjokro,Tanggal 27 s.d. 30 Nopember 2012 )
Suatu kehormatan
sekali mendapat undangan dari Direktorat Jenderal Pendidikan menengah, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Forum Komunikasi Best Practice dan Ilmiah
guru tingkat nasional . Memang tidak terlalu banyak guru yang diundang makanya
kesempatan ini tidak kusia-siakan. Pernah sekali-kali kubertanya apa dasar
undangan itu ternyata setelah selidik punya selidik bahwa undangan didasarkan
pada guru-guru yang telah mengikuti lomba best practice tahun 2011 ditambah
dengan guru-guru yang akan ikut lomba best practice tahun ini, waduh terus
tahun ini tidak ikut lomba?, gitu. Bukan tidak ikut lomba mungkin belum sempat
nulisnya hehe.. ( bilang aja ngga ada ide,,.huh ngeles tak bermakna,red).
Perlehatan nasional Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah yang diberikan nama Forum
Komunikasi Best Practice dan Ilmiah guru yang dilaksanakan pada tanggal 27 s.d
30 Nopember 2012 adalah forum ilmiah
guru untuk berbagi pengalaman terbaik dalam tugas keseharianya sebagai pengawas
sekolah,kepala sekolah dan guru seluruh Indonesia. Pengawas sekolah sebagai
salah satu unsur tenaga kependidikan memiliki peran yang penting dan strategik
dalam keseluruhan upaya peningkatan mutu
pendidikan,khususnya dalam meningkatan mutu dan kinerja sekolah. Pengawas
sekolah pada tingkat satuan pendidikan bertugas melakukan pembinaan dan
pengawasan serta pegembangan profesional
guru di bdang akademik dan manegerial.
Pengawas sekolah
SMA/SMK merupakan tenaga kependidikan yang peranannya sangat penting dalam
membina kemampuan profesioanl guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja sekolah. Pengawas sekolah juga berfungsi sebagai supervisor akademik
dan supervisor managerial.
Sedangkan guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
Dalam melaksanakan
tugas kesehariannya,pengawas sekolah dan guru tentunya telah banyak
memperoleh pengalaman. Dari berbagai
pengalaman pengawas sekolah dan guru sungguh menjadi berharga ketika dituliskan
dalam pengalaman terbaik ( best practice)
dari pengawas sekolah dalam tugas kepengawasan dan guru dalam tugas
pembelajaran. Pengalaman terbaik dari pengawas sekolah dan guru yang layak dibagikan dan disebarluaskan kepada
pengawas sekolah dan guru-guru lain di seluruh Indonesia. Itulah tujuan
diadakannya forum tersebut.
Gambar 1. Peserta mempresentasikan best practisce- nya
Menurut Direktur
Pembinaan PTK Dikmen, Surya Dharma,MPA,Ph.D. dalam sambutannya pada pembukaan
Forum Komunikasi Best Practice dan Ilmiah guru tingkat nasional tahun 2012
bahwa best practice adalah suatu
ide/langkah baru yang telah memberikan
kontribusi luar biasa berkesinambungan dan inovatif dalam memperbaiki kehidupan
masyarakat. Dari semua kumpulan best practice adalah yang diterima PTK
Dikmen adalah penelitian tindakan kelas,
padahal secara konsep best practice tidak melulu penelitian tindakan kelas bisa
saja ide atau langkah-langkah praktis tidak mesti dilalui dengan sebuah
penelitian, lebih dalam lagi Pak Surya
Dharma dalam sambutannya menyoroti pada tantangan guru abad XXI beliau
menandaskan bahwa guru memiliki peran sangat strategis dan sentral dalam proses
peningkatan mutu pendidikan,mengingat tugas dan fungsinya menuntut mereka untuk
senantiasa berada di garis terdepan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu,sosok guru yang profesional merupakan syarat mutlak
bagi terciptanya sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Apalagi faktor
lingkungan yang terus berubah,berkembang dan kompleks menuntut guru untuk
selalu belajar dan responsif, agar pola dan strategis pembelajaran yang mereka jalankan
di kelas bisa disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan lingkungan. Kemudian ia
tambahkan juga ,bahwa tuntutan guru untuk selalu belajar dan bersikap responsif terhadap perubahan itu
secara tegas juga dinyatakan dalam Global Agenda for Children : Learning for 21
century.
“ In order for the world to survive and prosper in the
new century,people will need to learn more and learn differently. A child
entering the new century will likely face more risk and uncertainties and will
need to gain more skills than any generation before”.
Pernyataan diatas
menurutnya menunjukkan bahwa untuk menghadapi abad 21, kita dituntut terus
belajar lebih banyak.Kita juga harus belajar dengan pendekatan atau cara yang
berbeda pula karena kita menghadapi zaman yang berbeda pula. Para peserta didik
pada abad 21 menghadapi resiko dan ketidakpastian sejalan dengan perkembangan
teknologi, ilmu pengetahuan,ekonomi,sosial dan budaya,sehingga peserta didik
dituntut untuk belajar lebih banyak dan proaktif agar mereka memiliki
pengetahuan dan keahlian yang lebih kaya. Para peserta didik saat ini hidup
dalam dunia yang berbeda dan jauh lebih kompleks dibanding jaman sebelumnya.
Intinya beliau menyimpulkan bahwa diabad 21 para peserta didik sebagai produk
pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan antara lain: communication skill,critical and creative
thinking,information/digital literacy,inquiry/reasoning skill,interpersonal
skill,multicultural/multilingual literacy,problem solving dan teknological
skill dan ini sebagai benchmark kompetensi lulusan peserta didik pada abad
21. Sementara untuk mengimbangi kebutuhan peserta didik tersebut terhadap guru
, kata beliau ada pendapat menarik yang
dikemukakan oleh Andrew and Churches tentang karakteristik guru di abad 21 .
Menurut mereka ,terdapat delapan karakteristik guru untuk menghadapi tuntutan
abad 21 dalam konteks guru sebagai sosok terdepan yang melaksanakan proses
pembelajaran dan berinteraksi langsung dengan peserta didik di kelas antara
lain:the adaftor,the Visionary,the
collabolator,the risk taker, the leaner, the communicator,the model, dan the
leader. Lengkap sudah apa yang dikemukakan pak Dirjen ini sebuah pencerahan
pendidikan yang sangat bagus sekali sehingga kedepannya pendidikan yang berpotret
abad 21 dapat kita terapkan tinggal
keseriusan guru menyikapi ini maukah untuk berubah sehingga benar-benar peserta
didik sebagai competitor dan supervivor yang tangguh diabad 21 , semoga.
Selama 4 hari kegiatan
berlangsung rundown-nya lebih banyak berisi penyampaian dan sharing
beberapa hasil best practice pengawas sekolah dan guru seluruh Indonesia mereka
dibentuk dalam sebuah forum diskusi dan
simpulkan dalam format laporan focus group discussion (FGD). Ternyata banyak
juga karya inovatif guru di seluruh Indonesia,hasil FGD akan dibukukan untuk
disebarkan ke seluruh Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi pengembangan
kemajuan pendidikan Indonesia.
Gambar 2. Suasana Diskusi pada forum best
practice
Disamping diskusi juga ada juga yang tidak kalah
menariknya adalah pencerahan pendidikan kembali oleh Prof.Dr. Bhaedowi,M.Si.
yang juga mantan wakil menteri pendidikan nasional itu beliau menyoroti juga masalah “ Tantangan
guru dan Pengawas Sekolah menghadapi pembelajaran siswa”. Ada akronim yang
sangat dikenal oleh beberapa kalangan pendidik yang disampaikan pak professor
itu adalah 4 S yang Gembrot tentunya
untuk guru yaitu kerja keras,kerja cerdas,kerja iklas, dan kerja tuntas, Gembrot (gembira dan berbobot
).
Gambar 3. Penyampaian seminar
pendidikan oleh Prof. DR. Baedhowi,M.Si.
Beliau menjabarkan
juga makna orang bekerja yang pernah dialaminya/empiris sampai saat ini, tujuan orang bekerja menurut
beliau adalah penghasilan semata, karir,kepuasan batin dan mengabdi dari ranah
diatas manakah pilhan kita itu
barangkali yang ingin diungkapkannya
kata beliau asal jangan salah tujuan. Dan satu hal lagi yang paling penting
kata beliau menyikapi penyelenggaraan pendidikan bermutu dan berkarakter antara
lain yaitu Dengan positif bukan dengan
negatif dan seterusnya;
holistik-parsial,konsepsional-coba-coba,rasional-emosional,pedagogis-birokratis,penalaran-penasaran,proaktif-reaktif,,profesional-amatir,kreatif-pasif,
obyektif-subyektif sementara dalam pendidikan ia juga menyoroti adanya
perubahan dalam pendidikan . Peran guru sebagai fasilitator,tutor sebaya
sekaligus sebagai pembelajar. Peran peserta didik sebagai periset,problem
solver dan pembuat strategis sementara materi yang diusulkan materi tematik
yang sekarang ini memang lagi dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.Sementara perkembangan
pendidikan pada abad 21 hampir tidak jauh beda dengan apa yang
diungkapkan oleh pak dirjen dikmen PTK kita.
Terus
apa langkah-langkah kita selanjutnya setelah membaca wacana diatas
menyikapi abad 21 yang penuh dengan berbagai kondisi yang tidak jelas, jika
boleh menyimpulkan wacana diatas ada berapa catatan penting yang mungkin
sebagai bahan renungan untuk segera disikapi yaitu antara lain guru seharusnya mampu melakukan adaptasi, memiliki visi yang
jelas, mampu berkolaborasi,berani mengambil resiko,guru sebagai seorang
pembelajar,guru sebagai sosok yang baik dalam berkomunikasi,sebagai model bagi
siswanya dan yang lebih terpenting lagi sebagai pemimpin didalam kelasnya.
Sebuah
pencerahan pendidikan mengarah untuk lebih maju di jaman abad 21, 4 hari
mengikuti kegiatan Forum Komunikasi Best Practice dan Ilmiah guru tingkat
nasional tahun 2012 benar-benar sangat
bermanfaat khususnya sebagai responden kegiatan itu secara langsung selain kita
bertemu dengan teman-teman guru se-Indonesia juga bertukar pengalaman dalam
mengembangkan pendidikan.Orang bijak bilang untuk melakukan sesuatu yang
terbaik lakukanlah pada diri kita sendiri berproseslah untuk selalu menjadi
yang terbaik . Mudah-mudahan langkah yang baik ini akan digantikan oleh Allah
yang Maha Kuasa dengan ganjaran yang lebih baik dari apa kita yang kita inginkan, mari kita sisingkan
lengan kita dengan berselempang semangat untuk memajukan pendidikan bangsa kita
ini. Bravo guru Indonesiaku, Bravo untuk anak-anakku. ( Responden,, Walan
Yudiani, Ketika mengikuti Kegiatan Forum Best Practice dan Ilmiah Guru Tingkat
nasional tahun 2012 ).
0 comments:
Post a Comment