KIDUNG PERNIKAHAN MILAD I
Awal mengenalmu dengan manis dan cinta
Tak ada rasa pahit kurasakan
Yang ada hanya bunga-bunga cinta yang mekar sepanjang hari
Ucapan sayangku, I love you hampir setiap hari mewarnai setiap detak napasku
Seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta saat itu
Pagi , apa kabar sayang, sudah makan belum
Malam sampai larutpun masih berkata I love you so much
Barang kali bila ada mesin hitung rasanya kata cinta tak akan terhitung banyaknya
I love you ....... I Love you...tak terhingga ucapannya
Dinginnya malam itu tak jadi soal
Air matapun ikut mengatakan untuk berkata sejujur-sejujurnya
Yang ada semua membuka kekurangan kita
Dan kita mengganggukan semua apa dan siapa kita
Karena Tuhan telah menjodohkan kita
Terlalu cepat rasanya katakan cinta
Terlalu cepat rasanya untuk mengikat sebuah janji
Tapi Tuhan mau itu dan meridhoinya
Halangan dan Rintangan semuanya hilang
Tepat 13 Nopember 2011, jam 06.00 di tempat suci setahun lalu
Pernikahan sebagai ikatan suci terjadi
Rasa suka cita bercampur jadi satu
Ku begitu sangat bahagia ,senang tak terkendali
Jarum jam pun berputar
Mengisahkan perjalanan pernikahan kita
Ada rasa bahagia yang begitu manis
Ada rasa suka cita yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata
Namun
Ada juga rasa duka yang meluka
Dan rasa sedih yang memerih
Rasanya seperti sendiri lagi saat itu
Lisan bicara ku harus bisa
Jantungku berdegup ingin kembali seperti dulu lagi
Jarum jam pun berputar
Kidungpun terus mengalir
Laksana seorang cucu mendengar kisah demi kisah dari sang nenek
Selepas melepas lelah seharian bermain
Malam ini jantungku tidak berdegup lagi
Yang ada air mata bahagia hingga kubisa miliki seutuhnya lagi
Seperti kita kenal dulu cerita cinta yang begitu manis
Tak ada rasa pahit kurasakan
Kuakui pernikahan kita penuh dengan pelangi perkawinan
Yang penuh warni-warni dan membias dalam setiap derap langkah hidup kita
Apalagi turunnya permata kita melalui pelangi-pelangi itu
Sebagai Bidadari kecil yang menghibur kita semua
Seperti kukatakan..........
Kelebihanmu menutupi kekuranganku
Kelebihanku menutupi kekuranganmu
Itulah mengapa kita ditakdirkan bertemu
Jarum jam pun berputar
Kidungpun terus mengalir
Laksana seorang cucu mendengar kisah demi kisah dari sang nenek
Selepas melepas lelah seharian bermain
Aku selalu mencintai kamu
Hingga keindahan alam bagai terangkum dalam sebuah senyum dari wajahmu
0 comments:
Post a Comment