Krisis demi krisis mulai dari moneter, ekonomi, politik
dan kepercayaan yang tengah melanda bangsa Indonesia, merupakan bukti bahwa
sebagai bangsa kita sudah terseret dalam arus globalisasi. Informasi bergerak
sedemikian cepat sehingga menimbulkan dampak yang berantai. Demonstrasi
menduduki bandara cepat menjadi mode, misalnya.
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi.
Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan
masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan
reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan
yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi
secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu,
pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik
mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana
penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Di samping itu, pendidikan
harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala
faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan
kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu altematif yang dapat
dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.
Premis untuk memulai pendidikan berwawasan gobal adalah
bahwa informasi dan pengetahuan tentang bagian dunia yang lain harus
mengembangkan kesadaran kita bahwa kita akan dapat memahami lebih baik keadaan
diri kita sendiri apabila kita memahami hubungan dengan masyarakat lain dan
isu-isu global sebagaimana dikemukakan oleh
Psikolog Csikszentmihalyi dalam bukunya The Evolving Self:
A Psychology for the Third Millenium, 1993,
yang menyatakan bahwa perkembangan pribadi yang seimbang dan sehat memerlukan "an
understanding of the complexities of an
increasingly complex and interdependent world".
A. Perspektif kurikuler
Pendidikan berwawasan global dapat dikaji berdasarkan dua
perspektif: Kurikuler dan perspektif Reformasi. Berdasarkan perspektif
kurikuler, pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang
bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan profesional
dengan meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya dalam
kaitan dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri: a) mempelajari
budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik berat memahami
adanya saling ketergantungan, b) mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan
untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat, dan, c)
mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk
bekerjasama guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.
Oleh karena itu, pendidikan berwawasan global akan
menekankan pembahasan materi yang mencakup: a) adanya saling ketergantungan di
antara masyarakat dunia, b) adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari
waktu ke waktu, c) adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau
kelompok-kelompok dalam masyarakat oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
saling memahami budaya yang lain, d) adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia ini
memiliki berbagai keterbatasan antara lain dalam ujud ketersediaan
barang-barang kebutuhan yang jarang, dan, e) untuk dapat memenuhi kebutuhan
yang jarang tersebut tidak mustahil menimbulkan konflik-konflik.
Berdasarkan perspektif kurikuler ini,pengembangan
pendidikan berwawasan global memiliki implikasi ke arah perombakan kurikulum
pendidikan. Mata pelajaran dan mata kuliah yang dikembangkan tidak lagi
bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang bersifat integratif. Dalam arti
mata kuliah lebih ditekankan pada kajian yang bersifat multidispliner,
interdisipliner dan transdisipliner.
B. Perspektif reformasi
Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan
global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan
peserta didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna
memasuki kehidupan yang bersifat sangat kompetitif dan dengan derajat saling
ketergantungan antar bangsa yang amat tinggi. Pendidikan harus mengkaitkan
proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu
berubah di masyarakat global. Oleh karena itu sekolah harus memiliki orientasi
nilai, di mana masyarakat kita harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan
masyarakat dunia.
Implikasi dari pendidikan berwawasan global menurut perspektif reformasi
tidak hanya bersifat perombakan kurikulum, melainkan juga merombak sistem,
struktur dan proses pendidikan. Pendidikan dengan kebijakan dasar sebagai
kebijakan sosial tidak lagi cocok bagi pendidikan berwawasan global. Pendidikan
berwawasan global harus merupakan kombinasi antara kebijakan sosial disatu sisi
dan disisi lain sebagai kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme pasar. Oleh
karena itu, sistem dan struktur pendidikan harus bersifat terbuka, sebagaimana
layaknya kegiatan yang memiliki fungsi ekonomis.
Kebijakan pendidikan yang berada di antara kebijakan
sosial dan mekanisme pasar, memiliki arti bahwa pendidikan tidak semata ditata
dan diatur dengan menggunakan perangkat aturan sebagaimana yang berlaku
sekarang ini, serba seragam, rinci dan instruktif. Melainkan, pendidikan juga
diatur layaknya suatu Mall, adanya kebebasan pemilik toko untuk menentukan
barang apa yang akan dijual, bagaimana akan dijual dan dengan harga berapa
barang akan dijual. Pemerintah tidak perlu mengatur segala sesuatunya dengan
rinci.
Di samping itu, pendidikan berwawasan global bersifat
sistemik organik, dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif dan kreatif-demokratis.
Bersifat sistemik-organik berarti sekolah merupakan sekumpulan proses yang
bersifat interaktif yang tidak dapat dilihat sebagai hitam-putih, melainkan
setiap interaksi harus dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi
yang ada.
Fleksibel-Adaptif, berarti pendidikan lebih ditekankan
sebagai suatu proses learning dari pada teaching. Peserta didik
dirangsang memiliki motivasi untuk mempelajari sesuatu yang harus dipelajari
dan continues learning. Tetapi, peserta didik tidak akan dipaksa
untuk mempelajari sesuatu yang tidak ingin dipelajari. Materi yang. dipelajari
bersifat integrated, materi satu dengan yang lain dikaitkan secara padu
dan dalam open-system environment. Pada pendidikan ini karakteristik individu
mendapat tempat yang layak.
Kreatif-demokratis, berarti
pendidikan senantiasa menekankan pada suatu sikap mental untuk senantiasa
menghadirkan sesuatu yang baru dan orisinil. Secara paedogogis, kreativitas dan
demokrasi merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa demokrasi tidak akan ada
proses kreatif, sebaliknya tanpa proses kreatif demokrasi tidak akan memiliki
makna.
Untuk memasuki era
globalisasi pendidikan harus bergeser ke arah pendidikan yang berwawasan
global. Dari perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti
menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner, multidisipliner dan
transdisipliner. Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global
menuntut kebijakan pendidikan tidak semata sebagai kebijakan sosial, melainkan
suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang
mendasarkan mekanisme pasar. Oleh karena itu, pendidikan harus memiliki
kebebasan dan bersifat demokratis, fleksibel dan adaptif. (by copy didang,lpmp dki )
0 comments:
Post a Comment